Kamis, 06 Agustus 2009

puisi 2

Doa

Gusti,
Bila senja sesaat lagi menyapa
Mulai kulantun dzikir-dzikir mulya
Kumasuki senja kuhadap wajah
Memohon segala berkah
Nikmat, rahmat, anugerah
Melimpah-limpah

Gusti,
Sebenarnya kami banyak terima anugerah
Namun tak sadar dengan segala curah
Diri berasa kurang
Sedang nikmat-Mu bergulung gelombang
Terbiasa bergaya kufur
Dan selalu lupa bersyukur

Gusti,
Ampunkan khilaf-khilaf kesombongan
Yang mematikan keimanan.

1999



Doa

Gusti,
Dirikan benteng kokoh
Penangkis kepayahan putus asa
Dan kelengangan jiwa

Gusti,
Kupaham segala titah
Tuk setapak tiap langkah
Tak kubantah

Gusti,
Leburkan segala sakit
Agar sukma tak terjepit
Iri dengki

Gusti,
Tetapkan jiwa terima
Kuasa hendak-Mu
Meski masih kuraba nasibku.

1997



Doa

Tiada maksud hamba cemburu
Sepenuh iman dari maksud baik-Mu padaku
Terkadang tak sopan melontar Tanya, kapan?
Menuduh-Mu berlama-lama menguak rahasia-rahasia

Gusti,
Aku paham permainan kehidupan
Tapi hatiku kedua membantah segala ragu segala resah
Sedang hatiku kesatu, terjerat angan dan kehampaan
Sementara hatiku ketiga, terbuai mimpi tak berkesudahan.

1997



Doa

Engkau paling tahu
Di hati mengiang pilu
Engkau maha pembuat garis
Segala arah telah Kau tulis
Yang kujelang jangan buat berlapis

Gusti,
Engkau menawarkan rasa malu
Melahirkan perasaan haru
Kau kenalkan jua putus asa
Tetapkan jiwa terima

Gusti,
Binalah segala hasrat
Jelaskan segala amanat
Agar melangkah siap
Atau,
Sajikan satu meski dalam mimpi
Untuk kutahu hikmah sejati
Karna kegagalan itu
Mengoyak rasa kalbu

Gusti,
Serasa ingin mandeg
Entah bagaimana mengikuti waktu
Untuk langkah di setiap detik-Mu.

1997


Doa

Gusti,
Kalau jadi pengemis
Izinkan hanya pada-Mu
Kenyataan kengerian ini
Di bawah kasihani

Gusti,
Kemewahan sepi segala
Kesederhanaan di bawah garisnya

Gusti,
Gerakkan kaki jadi langkah
Gerakkan tangan jadi raba
Gerakkan otak jadi analisa

Gusti,
Kalau jadi pengemis
Hanya kuharap belas-Mu.

1993


Doa

Gusti,
Jauhkan dari putus asa yang menimpa
Dekatkan untuk sadar akan nikmat

Sedahsyat apa dunia bergolak
Tetapkan suara ombak, karang tegak
Sisakan mimpi-mimpi malam lelap
Cahayakan terang malam gelap

Hidupkan jemari mencakar makna
Singkirkan bayang-bayang derita

Gusti,
Gerakkan kaki menapak tapak
Titahkan! Buka tabir terkuak
Hamparkan harap teraih
Syahdukan gelora menindih.

1996


Tanya

Gusti,
Adakah hidup tak berimbang
Sementara kodrat telah terpasang
Kesadaran telah diyakinkan
Mengapa sulit dijabarkan?

Orang-orang berjalan dengan talinya
Puncak-puncak telah diraihnya
Untukku, masih terasa susahnya

Gusti,
Atau sengaja kau cipta teka-teki?

1993


Aku takut, Gusti

Aku berada di antara kubangan lumpur gelombang
Aku limbung lungkrah tepi hati rantas meranggas
Aku khawatir, Gusti
Mata tiada pejam mulut tiada bungkam getar hati tiada tertahan
Kubawa berlari kemana? Sedang hari makin terlena

Aku takut, Gusti
Panjang hari makin sepi, langkah lampaui hati
Tiada aku ingin walau sesepoi angin
Menawar luka lara yang makin dingin

Padahal, Gusti
Aku telah tutup pintu terkunci !

1998


SAAT BEGINI GERAH

Saat begini gerah
Ingin ada yang tercurah
Atau merindu desahmu
Barulah tersadari
Derita hidup sendiri
Jauh darimu o kasih
Ulurkan tanganmu
Belailah rasaku
Kuusap relungmu
Sambutlah hasratku
Rapat dekat kekasih
Tiada terpisah lagi
Bercinta sampai jauh
Saat begini gerah
Ingin ada yang tercurah
Atau merindu desahmu.

1999